10 Des 2011

Rembulan Dalam Dekap Gerhana

Pelataran galaksi langit berkabung, gelap merona untuk kesedihan rembulan malam ini. Rembulan sedang malu. Sejak senja melewati batas peran nya sore tadi, rembulan sengaja mengurung diri karena dikhianati janji gerhana. Mungkin, dia sedang menangisi janji-janji yang selama ini dia pelihara, lantak terbakar matahari siang tadi. Wajahnya terlihat pasi memucat terbalut jubah hitam gerhana yang perkasa. Pelukan jahat gerhana memaksa dia harus kehilangan cahaya yang selama ini membuatnya nampak anggun di medan langit. Dengan sengaja, keperkasaan gerhana merebut paksa segala yang dia punya.

Tanpa alasan pasti, mengapa gerhana melakukan adegan tanpa episode ini. Adakah janji-janji yang pernah mereka ucapkan dan belum terselesaikan? Hasratnya mulai dibakar birahi dalam sekumpulan api rindu yang berkobar, mulai kehilangan kadar waras. Melapisi emosi dengan ciuman-ciuman gusar tak beraturan. Melampiaskan kesumat benci yang juga pernah dia lakukan kepada matahari.

Untuk malam ini, kesetiaan bintang kembali dipertanyakan. Kenapa dia nampak kerdil dengan segala ketidakmampuan nya? Diam membisu, beku mengabu. Menyaksikan rembulan yang masih basah dengan tangisan-tangisan. Berdiri tersisih diantara bahu langit yang bersih. Berasap, hatinya telah mendidih direbus cemburu. Dialah yang seharusnya bertanggung jawab atas segala bentuk keindahan yang menghiasi pelataran galaksi. Menatanya dengan hati-hati agar tidak saling menyakiti.

Semoga petir tidak sedang malas untuk berteriak memanggil hujan...
Karena hanya hujan yang pandai mendamaikan dan menyamarkan airmata...