kau datang dari celah yang luput kutebak
seperti tokoh utama di film pendek yang kukagumi
kau pandai memerankan semua adegan yang kusukai
hingga akhirnya aku jatuh
kau pun jatuh
berdua kita jatuh
kau dan aku selalu menyukai hal yang sama
kau mainkan peran yang itu-itu saja
dan aku tak bosan berulang-ulang memutarnya
selalu seperti itu
alasannya sederhana
aku ingin sekali lagi — kita jatuh berdua
111115
Penagenic
ruang bunuh diri untuk kata-kata yang kebal senjata
11 Jun 2016
6 Feb 2016
Aku Benci Malam Minggu
terlalu banyak pasangan merayakan malam minggu
malam minggu memaksa mereka harus tampil beda dibanding hari lainnya
pesta rutin sepekan yang teramat nifak menurutku
malam minggu membuat surabaya terlihat tipis, kecil, dan sedikit
terlipat di antara lingkar lengan perempuan di atas motor lelakinya
terkunyah dalam suapan-suapan lelaki ke mulut perempuannya
lenyap mengudara bersama asap rokok, buih bir, dan tabun shisha
cuma aku yang bisa membuat surabaya terlihat cantik dan sangat luas
dari pantulan matamu, di ketinggian ini
dengan pelukan sederhana
dengan ciuman seadanya
dengan nyala rindu yang berkobar setinggi dada
malam minggu memaksa mereka harus tampil beda dibanding hari lainnya
pesta rutin sepekan yang teramat nifak menurutku
malam minggu membuat surabaya terlihat tipis, kecil, dan sedikit
terlipat di antara lingkar lengan perempuan di atas motor lelakinya
terkunyah dalam suapan-suapan lelaki ke mulut perempuannya
lenyap mengudara bersama asap rokok, buih bir, dan tabun shisha
cuma aku yang bisa membuat surabaya terlihat cantik dan sangat luas
dari pantulan matamu, di ketinggian ini
dengan pelukan sederhana
dengan ciuman seadanya
dengan nyala rindu yang berkobar setinggi dada
16 Jan 2016
Pukul Dua Belas Malam Itu
aku, kau, dan sebotol vodka dingin
cuaca pukul dua belas malam itu sedang bertaruh;
siapa di antara bibir kita yang paling lumat menyatakan jatuh cinta
melalui ciuman-ciumannya
cuaca pukul dua belas malam itu sedang bertaruh;
siapa di antara bibir kita yang paling lumat menyatakan jatuh cinta
melalui ciuman-ciumannya
22 Des 2015
Surga Lain yang Belum Kau Ketahui
surga lain yang kusebut itu adalah kau;
perempuan yang digaris takdir memiliki rasa takut pada gigil dingin dan badai petir
warna emas langit barat ketika sore mulai bergulir
atau perkara paling rumit yang tak bisa begitu saja diurai
lengkap dengan pikiran-pikiran sederhana dan isi kepala yang terkadang dipenuhi tanya
surga lain yang kusebut itu adalah kau;
pemilik dua tanggal istimewa di bulan desember yang berlangit basah
lahir dan diberikan hari terbaik yang disebut ibu bagi anak-anakku
pemilik kantuk di waktu yang sama, ranjang yang sama
meski sesekali harus tidur di jam berbeda
surga lain yang kusebut itu adalah kau;
pembuat suara benturan sendok dan cangkir kopi setiap pagi
terbangun lebih awal sebab mengemban tugas menyiapkan banyak hal
pelantun doa merdu sebagai cara meringankan berat beban
tak seberapa suka puisi meski lelakinya menulis berkali-kali
surga lain yang kusebut itu adalah kau;
tubuh mungil sebagai penggenap ragaku yang ganjil
tempat pulang juga sarang bagi segala bentuk kecemasan
lembar paling bersih di mana aku bisa membaca berita-berita baik
ranting kukuh dan segar tempat daun-daunku memilih tinggal
surga lain yang kusebut itu adalah kau;
pencipta rindu sepanjang hari, di selusin bulan,
di setiap angka arlojiku yang tak memiliki jarum detik
mahir berdandan apa adanya dan tak menyukai gemerlap lampu-lampu pesta
surga lain yang kusebut itu adalah kau;
yang selalu bersedia dicintai dan mencintai seseorang yang menulis puisi ini
perempuan yang digaris takdir memiliki rasa takut pada gigil dingin dan badai petir
warna emas langit barat ketika sore mulai bergulir
atau perkara paling rumit yang tak bisa begitu saja diurai
lengkap dengan pikiran-pikiran sederhana dan isi kepala yang terkadang dipenuhi tanya
surga lain yang kusebut itu adalah kau;
pemilik dua tanggal istimewa di bulan desember yang berlangit basah
lahir dan diberikan hari terbaik yang disebut ibu bagi anak-anakku
pemilik kantuk di waktu yang sama, ranjang yang sama
meski sesekali harus tidur di jam berbeda
surga lain yang kusebut itu adalah kau;
pembuat suara benturan sendok dan cangkir kopi setiap pagi
terbangun lebih awal sebab mengemban tugas menyiapkan banyak hal
pelantun doa merdu sebagai cara meringankan berat beban
tak seberapa suka puisi meski lelakinya menulis berkali-kali
surga lain yang kusebut itu adalah kau;
tubuh mungil sebagai penggenap ragaku yang ganjil
tempat pulang juga sarang bagi segala bentuk kecemasan
lembar paling bersih di mana aku bisa membaca berita-berita baik
ranting kukuh dan segar tempat daun-daunku memilih tinggal
surga lain yang kusebut itu adalah kau;
pencipta rindu sepanjang hari, di selusin bulan,
di setiap angka arlojiku yang tak memiliki jarum detik
mahir berdandan apa adanya dan tak menyukai gemerlap lampu-lampu pesta
surga lain yang kusebut itu adalah kau;
yang selalu bersedia dicintai dan mencintai seseorang yang menulis puisi ini
15 Okt 2015
Sepasang Kelingking di Kamis Siang
sepasang kelingking telah kita tautkan siang tadi
jangan lagi menjauh, katamu
sebab kata jauh, tak lebih ialah penjara yang hanya dibangun
untuk pikiran-pikiran kalah
sementara separuh dadaku paham,
debarmu ialah suara yang dengan sengaja pernah ia rekam
namun tak pernah mampu ia tirukan
terik siang seperti tak ingin meminjamkan payung
untuk aku berlindung dari isi kepalamu yang menyamai gerimis
wajah yang luput dari pulasan bedak
bibir tipis disaput gincu
cukup mewakili rimbun akasia yang meneduhkan taman-taman kota
ternyata semestamu masih sama
tatapan matamu setara bintang-bintang jatuh
setiap kedipannya membuatku lupa
hari ini senja dimulai pukul berapa
kata-katamu panjang dan lembut
seperti gulungan benang-benang yang mengait di mesin tenun
hingga terbentuk selembar sutra
menggambar kekagumanku
menulis rahasia tanpa peduli melacak asal-usulnya
tak ada yang perlu dibatalkan!
sebab aku mencintaimu, dengan segala ketelanjuran
jangan lagi menjauh, katamu
sebab kata jauh, tak lebih ialah penjara yang hanya dibangun
untuk pikiran-pikiran kalah
sementara separuh dadaku paham,
debarmu ialah suara yang dengan sengaja pernah ia rekam
namun tak pernah mampu ia tirukan
terik siang seperti tak ingin meminjamkan payung
untuk aku berlindung dari isi kepalamu yang menyamai gerimis
wajah yang luput dari pulasan bedak
bibir tipis disaput gincu
cukup mewakili rimbun akasia yang meneduhkan taman-taman kota
ternyata semestamu masih sama
tatapan matamu setara bintang-bintang jatuh
setiap kedipannya membuatku lupa
hari ini senja dimulai pukul berapa
kata-katamu panjang dan lembut
seperti gulungan benang-benang yang mengait di mesin tenun
hingga terbentuk selembar sutra
menggambar kekagumanku
menulis rahasia tanpa peduli melacak asal-usulnya
tak ada yang perlu dibatalkan!
sebab aku mencintaimu, dengan segala ketelanjuran
22 Sep 2015
Sederhana Saja
saat kita tua nanti, aku hanya ingin mengajakmu
mengamati bagaimana cara semesta saling melibatkan
pagi yang selalu melibatkan kicau camar,
malam yang kerap melibatkan bintang,
juga semilir angin sepanjang hari
yang mengajari daun-daun menari
sederhana, bukan?
setelah itu, aku akan mengajakmu
untuk memohon dengan cara mereka
pernahkah kau dengar cara mereka berdoa?
jika kau tak pernah mendengar itu,
mari meniru
sebuah permohonan tak harus terdengar, sayang
seperti jantungku yang meminjam degupmu
darahku yang melibatkan desirmu
juga kedipmu yang melumasi mataku
kita disatukan
layaknya pagi yang selalu melibatkan kicau camar
malam yang kerap melibatkan bintang,
juga semilir angin sepanjang hari
yang mengajari daun-daun menari
sederhana, bukan?
mengamati bagaimana cara semesta saling melibatkan
pagi yang selalu melibatkan kicau camar,
malam yang kerap melibatkan bintang,
juga semilir angin sepanjang hari
yang mengajari daun-daun menari
sederhana, bukan?
setelah itu, aku akan mengajakmu
untuk memohon dengan cara mereka
pernahkah kau dengar cara mereka berdoa?
jika kau tak pernah mendengar itu,
mari meniru
sebuah permohonan tak harus terdengar, sayang
seperti jantungku yang meminjam degupmu
darahku yang melibatkan desirmu
juga kedipmu yang melumasi mataku
kita disatukan
layaknya pagi yang selalu melibatkan kicau camar
malam yang kerap melibatkan bintang,
juga semilir angin sepanjang hari
yang mengajari daun-daun menari
sederhana, bukan?
4 Sep 2015
Ruang Percakapan
kita terkunci di ruangan ini
pengap dan gelap, kataku
aku tak pernah bisa melihat rasi bintang
bulan kesiangan
juga jendela kaca yang mengembunkan sisa air hujan
siapa yang mengunci kita di sini?
waktu yang kurang baik hati,
atau hanya rasa takut untuk saling memiliki?
sementara dari matamu,
kulihat jatuh cinta seperti manis kembang gula
kagum kita,
nanar mata bocah lapar yang ingin menjilatinya
atau kita tak perlu keluar dari ruangan ini
menikmati percakapan yang selalu luput direkam matahari
di sini pengap dan gelap
tapi aku bahagia, katamu
pengap dan gelap, kataku
aku tak pernah bisa melihat rasi bintang
bulan kesiangan
juga jendela kaca yang mengembunkan sisa air hujan
siapa yang mengunci kita di sini?
waktu yang kurang baik hati,
atau hanya rasa takut untuk saling memiliki?
sementara dari matamu,
kulihat jatuh cinta seperti manis kembang gula
kagum kita,
nanar mata bocah lapar yang ingin menjilatinya
atau kita tak perlu keluar dari ruangan ini
menikmati percakapan yang selalu luput direkam matahari
di sini pengap dan gelap
tapi aku bahagia, katamu
Langganan:
Postingan (Atom)