25 Apr 2012

Band Yang Gak Pernah End

"Untuk menyelamatkan beberapa bagian hidupku" Ini adalah salah satu alasan yang meneteskan airmataku, tepat dua menit setelah aku mendengarkan lagu Famous Last Word nya My Chemicals Romance, dari sebuah radio. Band ini yang pernah menjadi kiblat kita. Sekelompok anak muda yang pernah menempatkan aku dibaris kedua paling kiri, memberikan aku predikat komposer (meski aku tidak sekaliber Erros atau Achmad Dhani), dan menjadikan aku motor untuk berbagai projek yang kita kerjakan. Yah, kalian adalah sahabat yang telah berkarib dengan denyut nadiku, satu telinga satu rasa, hingga menggumpal pada sebuah kegiatan musik yang mengharuskan kita selalu satu panggung selama 5 pergantian kalender. Epiphone, Tama Star Classic, Gibson, Yamaha RBX, juga Shure Super Classic menjadi hantu dan candu yang membuat kita hanyut dalam ketergantungan bersama. Ketergantungan yang pernah membawa kita menuju beberapa prestasi yang cukup luar biasa (menurut kita) di bidangnya.

Untuk saat ini, kalian sudah menjadi kapan yang entah, jawaban tak pernah aku temukan sebagai kabar. Perjuangan yang mencambuk kalian untuk tetap maju, harus rela meninggalkan aku yang juga harus menyelamatkan beberapa bagian hidupku. Tapi percayalah, ada atau gak aku, kalian tetap sebuah band yang gak pernah end, slow tapi gak melow. Kalian adalah identitas yang menyerupai sidik jari, tak akan terganti dan terbeli. Aku bukanlah penyair tunggal seperti yang kalian anggap. Lagu dan lyric2 mentah akan terus kulahirkan buat kalian. Tagih saja, kelak jika kalian bertandang. Untuk sejumlah kerinduanku; nafas vodka, aroma junkies, dan tatto kalian akan tetap menjadi urutan paling atas. Dan semoga saja, menghapus tatto bukanlah menjadi bagian dari kontrak label yang kelak akan kalian tandatangani. Lupakanlah segala tuntutan! Seperti yang kalian bilang, "terkenal belum tentu menjamin kepuasan". Tetap melangkah guys!
That's what music is entertainment. The more you put yourself into it, the more of you comes out in it ~ Kurt Cobain