14 Jul 2015

Bait Singkat dari Meja Bambu

ternyata, waktu juga bisa berubah menjadi hakim yang adil
melantik purba rinduku,
tertulis di lembar terakhir kalender usang yang hanya memuat bulan-bulan ganjil

lelah sudah terbaring,
pulas mendengar dongeng tentang baju penghangat yang kaukenakan dengan cara terbalik
cemas sudah mengalah,
santun menunduk dibius aroma parfum yang terus membuntuti

entah kapan, atau barangkali nanti malam
rinduku akan sekali lagi mendatangimu dengan bibir gemetar
mengantar pertanyaan bagaimana dan mengapa yang berulangkali gagal ia sujudkan
sesekali, ajari dia tertawa seperti anak-anak angin yang bercanda dengan helai-helai rambutmu
agar ia paham, resah tak perlu dipelihara
ada baiknya segala yang diminta cukup disampaikan dalam doa

dari binar matamu,
aku membaca sebait kata pengantar di buku terbuka yang ditulis penyair piatu
sajak-sajak beraroma tanah basah
kalimat-kalimat yang memuat gundah
juga suara sunyi yang ditiupkan lamban daun-daun trembesi

sejak malam ini, mungkin kau akan percaya
rindu tak ubahnya dosa kecil yang hanya bisa diampuni oleh satu kali pertemuan
langkah ini hanyalah caraku membuktikan bulatnya bumi
berjalan menjauh, agar bisa menemukanmu kembali