21 Jan 2012

Kelebihan Yang Membahayakan!!

TV One:
Truck dengan muatan kopra terguling di km 74 arah Solo, Jawa Tengah. Diduga kecelakaan ini diakibatkan kondisi jalan yang licin setelah hujan dan muatan truck yang terlalu berlebihan. Sampai berita ini dilansir, belum ada korban jiwa dalam kecelakaan ini. Hanya sopir truck yang mengalami luka cukup serius dibagian dada dan kernet truck mengalami patah tulang di bagian kaki. Akibat dari kecelakaan ini, jalan raya di jalur ini kini macet total. Ada beberapa petugas yang dibantu warga sedang berusaha melakukan evakuasi dari muatan truck tersebut yang berhamburan dijalanan.

SCTV:
Lagi-lagi, kapal bermuatan minyak terbakar di tengah selat sunda. Dari informasi yang kami dapatkan, diduga kebakaran ini dikarenakan kapal kelebihan muatan. Dinas perhubungan laut masih berusaha mengintogerasi beberapa awak kapal yang berada di dalam kapal saat kebakaran itu berlangsung. Dan jika memang kebakaran ini dikarenakan kapal yang kelebihan muatan, fihak penyedia layanan akan dikenakan sanksi sesuai undang-undang yang berlaku. Sejauh ini masih belum ada laporan akan adanya korban jiwa. Yang dikhawatirkan oleh beberapa fihak adalah tercemarnya laut akibat dari minyak yang tumpah dan ledakan-ledakan yang akan berakibat fatal.

METRO TV:
Kami telah mendapatkan video amatir dari seorang penumpang kapal mewah BRITANNY yang tenggelam di perairan perbatasan Australia 14 hari lalu. Kejadian yang menewaskan ratusan jiwa tersebut sampai saat ini masih di selidiki penyebabnya. Dari video amatir tersebut, beberapa pihak memastikan, tenggelamnya kapal ini dikarenakan kelebihan penumpang, mesin kapal bekerja terlalu berat, sehingga terjadi kerusakan yang parah dan mesin terhenti tak terkendalikan. Terlihat dari penuh sesaknya kapal mewah itu yang terlihat dalam video amatir tersebut. John Dalton Bannery, sang pemilik dari kapal high class tersebut merasa sangat terpukul atas kejadian ini. "Saya tidak bisa memberikan komentar apa-apa, yang jelas, ini semua kehendak Tuhan..." Ujarnya saat wawancara khusus dengan tim TV kami.

Malam ini saya sengaja tidak menulis sajak, dan menulis berita fiktif ini. Saya berharap, kita bisa menggali hikmah dari 3 kejadian diatas. Bahwa segala hal yang berasal dari kata "kelebihan" itu terkadang berakibat negatif dan bisa fatal. Dandan berlebihan, jatuhnya menor. Property, Handphone, Baju yang berlebihan, orang lain ngiranya kita sombong, sengaja pamer, belum lagi kalo ada orang-orang jahat yang mengincar barang-barang berharga kita. Mencintai seseorang dengan cara yang berlebihan juga jatuhnya gak enak lho!! Banyak hal tentang "Berlebihan" yang membuat kita akhirnya merasa tidak nyaman. Salah satu contoh yang saya bisa ambil adalah, sebuah rumah yang dihuni oleh banyak orang, istilahnya kelebihan penghuni. Disini akan ada istilah "Tidak Saling Peduli" dengan apapun yang ada disitu. Masing-masing dari mereka hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa memperdulikan diri kita. Tidak ada kepedulian untuk menyelamatkan barang-barang kita entah itu dari hujan, panas, maling, atau hal-hal yang membuat kita kecewa atas rusak atau hilang nya barang kesayangan kita tersebut. Apalagi kalo sebagian besar penghuninya mempunyai sifat "Mau Menggigit Tapi Gak Mau Digigit". Akan ada rasa yang tidak nyaman disini. Segala sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan mereka sendiri saja kadang juga bergantung ke kita. Disaat kita butuhin mereka, eh mereka gak peduli ama kita. Kompleks memang!!

Saya pernah mencoba membicarakan hal ini dengan Mario Teguh Bajakan. Kenapa saya sebut demikian, karena dia seorang yang menurut saya punya banyak wawasan tentang segala hal. Dia teman baik saya. Selain pemikiran nya yang brilliant dan penuh motivasi, dia juga selalu bisa ngasih saya jalan keluar disaat saya mengalami masalah. Dia bilang, "menghadapi manusia-manusia seperti itu harus diawali dari diri kita sendiri. Artinya, kita sendiri yang harus menjauhi orang-orang type tersebut, jangan menunggu mereka menjauhi kita, karena mereka merasa kita adalah seseorang yang bisa mereka pakai untuk "bersandar". Istilah kasarnya, cabut dari situ! Jangan sekali-sekali mencoba untuk merubah gaya pemikiran mereka. Selain usahamu akan sia-sia, juga karena mereka sudah dari karakter nya suka bergantung pada orang lain..."
Saya rasa masukan yang cukup handal. Cuman mungkin, untuk melakukan hal yang dia sarankan, ada beberapa dari kita yang harus melewati fase pertimbangan yang cukup matang. Jadi, tergantung kita sendiri mau melakukan nya atau tidak.

15 Jan 2012

Tangis Tak Beralasan

Mata lebam itu sudah mulai terbuka, terpaksa terbuka...
Tanpa ada tawar menawar, ternyata tadi lagi-lagi rindunya tumpah ruah di ruang tengah.
Berserakan dan tak segera mengusang.
Tangisan yang beralasan usang itulah yang membuat matanya melebam.
Kebosanan mulai merasuk di kedua retina nya, dikarenakan hujan selalu hilang saat dijemput.
Sesal mulai menyusup di kedua genderang telinganya, dikarenakan semilir angin selalu digantikan posisi oleh deru bising mesin-mesin.
Ingatan yang sudah mulai renta pun masih menyimpan lembaran-lembaran tanya.
Jika masih ada rahim yang merindukanku?
Bila ada rumah yang menungguku?
Atau mungkin, adakah jiwa yang hendak menerimaku?
Dengan nada yang malas, tanya demi tanya itu seolah tetap kukuh bergemuruh dalam setiap hembusan nafasnya yang dulu angkuh.
Satu persatu hari mulai terbuang menuju akhir bulan, tapi sepasang bola mata yang sudah mulai mengabur itu tak juga berkedip menatap rindu yang telah rapi terkemasi.
Menutup rapat pintu imajinasi tentang cinta nya yang selalu menyakiti.
Manghabiskan sisa-sisa kemarau yang berangan akan turun nya hujan.
Dalam putaran fikirnya, laju waktu sengaja memerintahkan langkah setiap detiknya untuk melambat.
Seolah memberi kesempatan kepada ingatan untuk mengumpulkan kenangan, yang seharusnya telah terbuang dalam keranjang, usang...

12 Jan 2012

Lapisan Rindu Ketujuh

Bunyinya berdenting sembilan kali.
Namun jarum jam itu seolah mengusir jauh rasa kantuk ku yang sejak sore tadi tak henti menyetubuhi mata.
Lagi-lagi, kenangan masih saja jahat.
Memapah ayu mu menuju ingatanku, terbungkus rapi diantara perihnya senyum, tepat di depan mataku.
Sementara mengitari kepala, hingga akhirnya memenuhi dada.
Menerjemahkan dengan lugas tentang arti kecupan perak yang pernah kau berikan, dulu...
Dibasahi ludah pahitku, tertelan, lalu mengekal.
Didadaku lah kini engkau berdiam.
Tak hendak pergi, apalagi berlari.
Menunggu waktu yang tepat untuk menua, atau hanya sekedar menunggu tumbuhnya uban di legam rambutmu yang pernah mengisi sela-sela jemariku.
Sendiriku adalah bahasa bisu yang hanya mampu dipahami oleh kemustahilan.
Sajak ku adalah prakata diam dengan tinta yang telah kering menguning, hening...
Hanya bertuliskan namamu dan beberapa tanda baca yang telah terkelupas, ganas...

Bersembunyi diantara pelangi esok hari.
Mungkin disana akan tersedia tempat yang teduh untuk jiwa yang sedang rapuh.
Dibenalui rindu yang pandai menipu, selalu mendatangi saat-saat sendiri.
Itulah, rindu dan kesendirian adalah satu senyawa bodoh yang mematikan.
Merahasiakan tangis namun mengkhianati senyum.
Menyembunyikan airmata tapi membohongi tawa.
Tengoklah tawa dan senyum yang telah lebur terkhianati, warna nya memucat pada ketabahan yang berkarat.
Padahal, pada nirwana sana seharusnya dia berpulang.
Bertemu pandang untuk pertemuan yang diharapkan.
Menghangatkan gigil pagi untuk meramaikan sepi.
Entah pada lapisan keberapa dia berada, pada jejak anggun mu sajak ku mengiba.
Menunggu ihklas yang jengah, hingga pasrah, lalu menyerah...
Sehingga tak perlu lagi aku menuliskan dengan huruf besar dan kecil.
Agar mudah terbaca, seberapa besar rindu ini membuatku kerdil.
Sendiriku adalah bahasa bisu yang hanya dipahami kemustahilan...
Rindu dan kesendirian adalah senyawa bodoh yang mematikan...

7 Jan 2012

Kota Dingin Dan Bilik Kenangan

Berkunjung lagi di kota dingin ini...
Menggandeng haru yang menyelimuti rindu sejak dua tahun lalu.
Dimana setiap lorong jalan nya pernah kita lalui dengan segala hal.
Meihklaskan beberapa putaran waktu untuk menikmati suasana malam dan siang di kotamu.
Mempertemukan ini dan itu, tanpa harus menunggu hadirnya rindu.
Menyeka keluh kesahku dalam bait-bait candamu yang tak lagi bisa ku reka-reka.

Tak ada yang berubah...
Setiap ujung jalan masih menyimpan sisa-sisa tawamu yang dulu pernah renyah ku lumat. Disepanjang jalan itu pula, banyak berjajar pencari nafkah penjual sajian yang menggugah selera. Sehingga lapar selalu saja mengajak untuk menyinggahi nya. Sekedar duduk menikmati hidangan, atau mungkin hanya berdiam mengumpulkan angan. Lambat samar terdengar suara musisi jalanan yang mengais rejeki lewat nyanyian. Lagunya seakan mengiringi aliran airmataku yang tumpah tanpa ijinku. Setiap tetesnya membawa rindu akan dekapmu juga lembut jemarimu. Airmata itulah yang selama ini selalu gagap mengeja namamu. Isakan nya menyudutkan ingatan dalam pengapnya rindu yang tak berdinding. Merintih dalam kesendirian yang tak lagi tahu bagaimana kabarmu.

Mungkin, saat ini kau sudah tak berdiam lagi di kota ini.
Namun, satu hal yang membuat langkahku terhenti.
Tugu di gapura kota mu telah menjadi prasasti yang mengabadikan senyum mu.
Menyerupai selembar sihir yang memanggilku untuk singgah lagi di kota ini.
Hanya untuk melepas sepi hati yang mungkin tak bisa lagi terobati.
Jika kau tak lagi menjadi bagian pelangi di kota ini, bagiku hujan menjadi tak indah lagi... 

3 Jan 2012

Gerimis Yang Membimbingmu

Dalam rangka memulihkan tulang sendi yang pernah di gerogoti dingin harapan untuk memilikimu. Mematahkan sayap-sayap sajak berbentuk kupu-kupu yang pernah aku perintahkan untuk terbang di tiap helai rambutmu. Mengabaikan kornea matamu yang pernah aku anggap sebagai tempat paling teduh dalam gersangnya bathinku yang sampai saat ini masih nyaman mengembara untuk menemukan jawaban ihklasmu. Bulu matamu yang terjatuh, satu persatu mengingatkan aku tentang indahnya merindu dan mengagumi mu. Ku akui, keperkasaan tanganku dalam menulis tak akan pernah bisa melawan kelembutan tatapanmu yang pernah membuat wajahku memerah beku. Pandai memekarkan kuncup-kuncup melati seiring turun nya hujan, pintar mengajarkan cumbuan yang tak kenal lelah dan keringat.

Wahai seseorang yang pernah mengisi bahu kiri ku...
Pergilah dari ruang benak ku sebelum ayat Subuh menyuarakan khidmad nya. Sebentar lagi, gerimis akan membimbingmu menuju pulang ke tempat yang benar. Bukan disini, di beranda ingatanku yang telah penuh sesak dengan ribuan rindu tentangmu. Lihatlah gerimis yang membimbingmu, di tiap celahnya, dia menggendong sekeranjang harapan untuk saling memiliki satu sama lain. Meski akhirnya, mereka harus berpisah dalam resapan tanah. Ada aroma setia ditiap tetesnya. Ditaburi pelukan syahdu yang mengharu biru, dihangatkan pelangi dengan bara tujuh warna. Mungkin, kesetiaan itulah yang pernah diajarkan Adam dan Hawa kepada kita. Agar kita tetap bisa menjadi pecandu akan hangatnya rindu, tanpa harus menjadi pecundang dalam tulusnya kasih sayang.
Tujuh warna pelangi telah mengajarkan kita cara untuk saling berdekatan...

1 Jan 2012

Untukmu..., Rahasiaku...

Aku sendiri juga masih belum tahu, purnama mana yang akan dipilih senja untuk mempercantik tampilan langit malam ini. Atau bahkan, airmata yang diwakilkan hujan akan membasahi bumi yang sudah becek sejak dua hari lalu?? Aku sendiri tak tahu...
Yang jelas, aku masih ingin melihat kesetiaan daun-daun yang menampung jutaan kesedihan untuk embun. Kesetiaan nya lah yang selalu dingin membuka hari. Meski terkadang kelopak mataku harus mengerang karena masih tak mau memulai tugasnya untuk menyaksikan keajaiban pagi. Dilamar oleh sinar kemerahan dari ufuk timur, memaksa hawa dingin itu masuk, hingga nanti berganti keperkasaan matahari. Menjilati sisa-sisa air hujan yang berserakan di beranda bumi dengan kekuatan sinarnya. Mengabadikan kisah hingga hadirnya lagi sang senja, dalam lebaran-lembaran kitab tebal yang dinamakan hari.

Adakah lagi cara mendung untuk mencari tempat di tepian langit, atau bahkan menguasainya, seharian? Ketulusan nya mengumpulkan air, mengingatkan aku akan kesabaranku menunggu senyum mu di awal pagi. Tanpa ada kebohongan dari sisa-sisa mimpi semalam, untuk memudarkan cahaya temaram yang merujuk kelam. Menikmati harum tubuhmu yang mewangi seusai mandi, sebagai alasan kerinduan untuk esok pagi lagi. Agar aku bisa menjadi Ayah dan Suami yang hebat, itu pintamu...
Percayalah, pergantian senja nanti tak akan mampu menghapus imajimu dalam kekuatan pikirku, kekuatan bayu pun tak akan bisa melunturkan tawamu dalam dinding bathinku. Hingga jarum waktu akan merestui kebahagiaanku menyanding peranmu disetiap detiknya.
Aku ingin terus berlama-lama dalam dekap hangat kesetiaanmu hingga rambut kita menguban...