2 Agu 2012

Sebutir Tamu Rahasia

Tamu baru melintasi debar
Mengisi dada tanpa kuminta
Samar kedatangannya mengabarkan kebaikan
Tak tepat waktu jika ragu berubah yakin
Di ketinggian nalar, jatuhnya kuamini sebagai cinta
Dalam waras, kureka saja sebagai tamu biasa

Sekujur pikir melepuh dengan nanah yang entah
Paras eloknya kusetarakan hujan senja di kebun belakang
Kagumku, nadi kelasi yang basah digigilkan kedinginan
Kesetiaan dan keinginan mulai di adu domba
Mengelak bukan cara yang layak menghindari bentak
Gertaknya wangi, selembut gincu yang ingin kulumat dari bibirnya yang pagi

Apakah hanya kepadanya kecantikan di titiskan?
Tak harus kukatakan meski kelak berubah dendam
Jika dia datang milyaran detik yang lalu
ingin kutukarkan seluruh waktu
Sebab, dalam namanya terselip bunga puisi
Jika diijinkan, ingin kutiriskan lagi untuk menambah warna pelangi