28 Agu 2012

Doa untuk Takdir Kedua

Jika saja takdir mengijinkan kita menukar tubuh
Kau bisa membaca apa yang aku baca,
begitu juga sebaliknya
Mungkin, bening luka ini lebih mudah kau gunakan untuk bercermin
Apa yang kutenun dari gelisah yang tekun
Merindukanmu pasti,
menjadi judul utama setiap mimpi
Nyeri yang sengaja aku bangun sebagai tempat sembunyi
Darimu, mungkin juga dari ketiadaanku
Perkasaku berubah ketakutan
Patuh, tunduk pada kubang lesung pipimu
yang pernah menenggelamkan surga
Keringatku dikeringkan angin pantainya

Pada hari keberapa aku bisa memastikan kesembuhanmu?
Pada hitungan keberapa aku bisa menemukan jumlah bahagiamu?
Pada bentang jarak keberapa aku bisa meniup lukamu?
Jika semesta bisu akan rebahmu,
anggap saja itu tugasku!
Menjaga perihnya agar tak begitu terasa?
Pinta saja!
Jangan seadanya! Secukupnya lebih sempurna
Sedang pintaku, sederhana
Buatkan aku beberapa kata-kata saja
Kujadikan alasan utama kenapa aku jatuh cinta
Sebab, menurutku adalah dusta,
jika sederhanamu tak mengandung Surga

Menebak kecantikan senja nanti?
Mudah saja, Dinda!
Aku melihatmu berhenti memeluk kesakitanmu
Kurang lebih seperti itu
Kelak ketika aku menemukan pelukmu,
kau tahu arti hangat itu?
Itulah suhu tubuhku yang tak pernah merasa selesai membahagiakanmu