28 Agu 2012

Sebidang Sapa Untukmu

Bahasamu; hujan yang membasahi gurun gersang
Kincir yang berhenti dibalut sarang laba-laba
Rumput yang pucat terinjak cahaya
Beberapa bangkai semut mengambang di tepi telaga
Bisu mengumbar keadaan yang hanya diam
Pahit aroma sunyi menyiangi mimpi
Belum ada yang berani mati di tanah ini

Lidahmu; ujung senapan yang hanya memberi dua pilihan
Meninggalkan atau aku tinggalkan
Aku belum bisa memilih keduanya
Meski aku tertuduh sebagai seorang yang menghamili pikiranmu
Cobalah sesekali menyeberang kesini, ke dadaku
Singgahi debar pemuja taatmu
Yang tak mengenal ampun membenahi takdir dengan tekun

Bibirmu; sekeranjang melati yang bersanggul api
Panas pedas yang disamarkan wangi
Seekor kumbang menjerit dari kedalaman lumpur
Berusaha naik ke permukaan
Meniriskan sayap yang mengepakkan kekhawatiran
Memandang nanar petani jalang yang mencengkeram tangkaimu
Mengusirku terbang menuju kekalahan yang kau siapkan