19 Jul 2013

Rindu Belum Siuman

lelah ini mengajakku pulang searah angin
guru terbaik yang mengajariku mencintaimu dengan cara yang rutin
seketika udara senyap murung
pikiranku sedang diayun kelopak senyummu yang anggun
sekelompok camar menabrak mendung dengan paruh tergulung

apakah ini pertanda rindu, Fika?
tanyaku tak dijawab cuaca
masih terlalu belia jika aku harus berjalan dengan kaki telanjang
sedang kerikil tajam di depan sana,
pandai membentak ingatan dengan tajam yang masih rahasia
napasku runtuh menopang usia
dipukul sabar buatan yang gagal mengajakmu rebah di satu beranda

sesekali aku ingin menyambangi matamu dengan matahari lain
mata yang pernah membuatku suka menuliskan kata saling pandang
yang punya kedipan santun mewakili gerak rembulan
namun pagiku selalu pucat sewarna rindu yang tak kunjung siuman

ini sore keramat
meluap bercampur warna kutukan yang pekat
aku mabuk aroma kerudung itu
jika malam nanti tak diracuni cemburu
sempatkan waktu untuk mendengar doaku yang merayu hijabmu