kureka sedemikian rupa,
agar ia bersedia menjadi sayap yang mengantarku ke telingamu sebagai doa
Betapa kubayangkan, satu sore menyilakan kita menukar bayangan
Senja berencana membongkar kenangan
lalu kita, melengkapi khusyuknya cerita berbuka puasa
Tak perlu istimewa
seperti datangmu yang sederhana
namun bisa membuatku punya debar yang luar biasa
Kolak pisang di cangkir plastik,
digenapi beberapa helai roti tersuap dari jemarimu yang lentik
Warna langit mulai meranum setara bibirmu malam itu
dingin menaburi percakapan dari sungging-sungging temu
menambah warna kenang pada keningku
menjadikanku keringat yang pantang tercuci dari saputanganmu
Kita masih berada di satu langit, Fika
Perihal tatap mata yang kerap dibatalkan,
pertemuan bibir yang sering digagalkan,
juga genggaman yang selalu menemukan ganjal,
anggap saja ini sementara peran
agar jarak punya dongeng yang bisa kita tertawakan
Malam itu, aku melihat Tuhan tersenyum di sepasang alismu dengan arah terbalik.