21 Jul 2013

Kolak Pisang di Cangkir Plastik

Aku menata sajak ini dari bulu-bulu halus yang tumbuh di tengkukmu
kureka sedemikian rupa,
agar ia bersedia menjadi sayap yang mengantarku ke telingamu sebagai doa

Betapa kubayangkan, satu sore menyilakan kita menukar bayangan
Senja berencana membongkar kenangan
lalu kita, melengkapi khusyuknya cerita berbuka puasa

Tak perlu istimewa
seperti datangmu yang sederhana
namun bisa membuatku punya debar yang luar biasa
Kolak pisang di cangkir plastik,
digenapi beberapa helai roti tersuap dari jemarimu yang lentik

Warna langit mulai meranum setara bibirmu malam itu
dingin menaburi percakapan dari sungging-sungging temu
menambah warna kenang pada keningku
menjadikanku keringat yang pantang tercuci dari saputanganmu

Kita masih berada di satu langit, Fika
Perihal tatap mata yang kerap dibatalkan,
pertemuan bibir yang sering digagalkan,
juga genggaman yang selalu menemukan ganjal,
anggap saja ini sementara peran
agar jarak punya dongeng yang bisa kita tertawakan

Malam itu, aku melihat Tuhan tersenyum di sepasang alismu dengan arah terbalik.