Fusta sederhana ini disediakan oleh punggungku
bergoyang mengambang menampung purnama baru
dipaku janji keramat untuk mengantar tubuhmu sebelum takbir
memboyong benih puisi yang akan tertanam sebagai anyelir
Inang senyummu bersiul menidurkan gelombang
kecipak jemari mencubit air menyerupai suara ciuman
serak kidung pertemuan mengalun
mengubur kata sudah untuk cinta yang dimakamkan tanpa bunga kabung
Kita tak lagi gelisah pada jarak dan ombak
setelah lautan lengang di depan tergambar,
palungmu adalah akhir tujuan dari segala yang kulabuhkan
merayakan bulan madu di jantung kota yang tak memiliki siang
Akan tiba kita di pelabuhan tanpa suara
menghirup segarnya kelopak krisan
bulan meleleh melumasi kulitmu
lalu kita utuh menjadi sepasang warna yang dinikahkan senja