Sebelum akhirnya aku memutuskan
untuk benar-benar menggilaimu
jelita anggun pengisi dada
yang kupuja setara semesta
Esok
pagi akan mengintipmu
barangkali sebelum aku terbangun
kenali dia
lebih akrab lagi
tanyakan pada dia
bagaimana pagiku sebelum menemukanmu
Jika sudah kau kantongi jawaban
bangunkan aku
aku ingin melihat rona pipimu
yang memerah bercampur embun
tentu saja dingin itu yang menyihir mimpiku
agar pulang membawa kecupan
atau kembali menceritakan cinta
yang kau bilang tanpa alasan
Karena
memilikimu ialah cara terbaik menyerah pada nasib
tentang kemungkinan
kebahagiaan
hal-hal baru yang mengenalkan aku pada senyuman
juga separuh takdir
yang kau bilang tak baik jika kulalui sendirian
Bagaimana cara kita kembali pada esok?
tanyamu
tenang
masih ada siang, Sayang
tempat sembunyi para kelelawar dan peri
yang hanya mengedarkan wangi dimalam hari
juga pertandingan cahaya
akan dipentaskan oleh senja
lincah meramu warna jingga
seperti ciumanku
yang sesekali kudaratkan didadamu
Ketika malam mengganti peran
hisapan jagad untuk cahaya
embun perlahan dicipta
ada juga bintang
rembulan
keduanya selalu tertata rapi diatas langit
seperti wajahmu
rapi menyimpan segala duka
prasangka tentang aku
atau bahkan perihal tak terduga
sebelum kita dipertemukan dan disatukan
Pejamlah kita pada bahagia
melupakan esok yang belum tentu semestinya
istirahatkan raga
agar lelah menyerah
pasrah
lalu kalah
pada tubuh yang rebah
menginjakkan kaki mimpi
untuk caci maki
iri
dengki
juga benci
saling memeluk dan mengulang esok lagi
saling mencintai
dengan cara yang lebih baik lagi