6 Nov 2011

Rindu Yang Dirayakan

Senja mulai rapuh, pucat, menguning, dan perlahan karam ditelan garis horisontal di ufuk barat.
Berganti malam yang mulai terbangun dari peraduan, meniupkan bayu sejuk dalam aroma tanah yang masih menguat karena hujan rindu yang membasahi bumi.
Masih segar dalam ingatanku, kita pernah menatap pergantian posisi yang sakral ini hingga subuh menepi.
Menumpuk kenangan, menghimpun mimpi meski tak seluas bumi.
Hingga lidah tak hanya ingin saling berkata, tapi bertemu.
Ijinkan saja keinginan nya, itu cara lidahku menitipkan hati kepadamu.
Meski sekarang dia hanya menemukan jalan buntu, biarkan dia untuk tetap tenang diujung jalanmu, hingga waktu menuntun nya pulang.
Temaram purnama pernah memanggilnya.
Hanya saja, dia tetap kukuh menghabiskan ingatan dalam bait-bait tanpa dosa tentang pertemuan dua anak manusia yang tak pernah mendapatkan ijin untuk menyatu.

Hargai perbuatan nya, sayang...
Kekuatan nya begitu luar biasa.
Kau percayai atau tidak, semua lembar sajak ini pernah hangus terjilat api yang mendustai, hanya huruf-huruf bertuliskan namamu yang masih utuh.
Sadarku, kamu telah mengekal.
Rinduku ini adalah kebodohan yang terekam kenangan.
Waktu akan tertawa saat memutarnya kembali tanpa kemauanmu untuk membalas.
Dia juga cengeng, sesekali mendatangimu dengan isak tangis yang menjadi-jadi.
Abaikanlah, itu cara dia mengadu, bahwa tempat tinggal nya telah penuh sesak.
Tak ada lagi tempat untuk dia berdiam.

Oiya, hari ini dia berulang tahun, sayang...
Sumbangkan nafas ihklasmu saat meniupkan lilin nya, untuk sekedar merayakan sekian tahun penantian nya yang hanya untukmu.
Biarkan nyanyianmu membuatnya lupa, bahwa iblis baik hati telah sudi datang, menyumbangkan tawa dan tepuk tangan atas kehancuran nya.
Dengan tangan yang gemetar dan pandangan samar, dia pasti akan berikan potongan kue pertamanya khusus untuk mu. Itu kebiasaan usangnya, percayai itu!!!
Setelahnya, dia akan lewatkan dingin malam dengan kobaran api cemburu.
Jangan hiraukan, karena embun akan memadamkan nya saat subuh menggema. Agar tak mudah menyulut segalanya seperti yang pernah terlewati.
Bait-bait ini adalah kejujuran yang diperintahkan kenangan, untuk terus menyudutkanku dalam lamunan pengap berdinding auramu...