3 Nov 2011

Matahari Itu "Orang Ketiga"

Malam ini Tuhan menurunkan hujan, sayang...
Tolong hayati, itu wujud kesetian langit kepada bumi.
Diwujudkan dalam tetes air yang sejuk.
Aroma tanah yang bergelombang pelan memasuki indra penciumanmu.
Dedaunan menghijau ranum.
Yaahh... Malam ini langit membuktikan kesetian nya.
Tapi mengapa esok harus ada Matahari??
Menguapkan semua pemandangan malam ini.
Kedinginan mencair, tak berbekas. Dedaunan cemberut kusut.
Matahari lah, orang ketiga yang menyebabkan kemesraan malam ini terkoyak.
Tanah sempat meneriakan kekaguman pada langit malam ini.
Diwakili gelegar guntur, lantang dia tunjukan kerinduan yang selama ini memenuhi dada.
Tapi esok, tanah juga pasrah disaat sengat panas mentari mulai menyetubuhi.

Senasib dengan kecup rindu yang pernah ku titipkan di bibirmu.
Mungkin hari ini, dia telah remuk dihancurkan ciuman nafsu kekasihmu.
Mencair dalam liur birahimu, tertelan, lalu mengekal.
Biarkan dia tetap berdiam disitu, didalam tubuhmu.
Suatu saat akan kutengok keberadaan nya melalui lidahku.
Sampai aku bisa menemukan kunci dari gudang kata pengap seperti ini.
Menata aksara demi aksara, menyusun bait demi bait.
Demi menayakan keadaan dan bentuk rinduku yang terbawa oleh kepergianmu.
Buat aku tersenyum lega.
Karena dimatamu, aku melihat rindu-rinduku terbungkus rapat dan tertata rapi.
Serahkan semua itu kepadaku, jika tak ingin mengganggu penglihatanmu.
Jangan saling memBENTAK, agar kita bisa saling memBENTUK