Seperti pagi yang membungkam celoteh bintang
Bagai senja yang memasung kepakan sayap merpati
Seumpama pagi yang mengusir malam dari peraduannya yang teduh
Sepi berubah beku...
Luka berganti nanah...
Gagap menjadi bisu...
Cacat batiniah memaksaku untuk mengabaikan panggilan bidadari lain yang mulai mengangumi peranku
Samar..., gempita semangat terdengar membangunkan ku yang terlelap lemah di ruang pesakitan kumuh
Wangimu yang dulu bersenyawa dengan benak jinggaku, mendadak jahat mencabik kejantananku dengan murka
Lebam dihati masih membiru, hasil dari tikaman lembut tutur dan perilakumu yang dulu lunak kugenggam
Caci maki khusus buat sang waktu yang pelan merambat, tak lebih cepat dari laju siput Hidangan nyeri beraroma sinis dari alur hidup yang harus kutelan mentah dan hambar tanpa ada bumbu romantika
Ludah yang kau percikan kewajahku telah bercampur dengan keringat
Mirip..., mirip sekali
"...aku yakin, tetesan air mata ini akan mampu merubah padang pasir menjadi permadani yang akan selalu ramah menghapus peluhku..."