18 Sep 2012

Cukup Tubuhmu Saja

bulan hampir selesai merias diri
menunggu cemburu yang akan dimakamkan sunyi
sungkawa musim terasa lekat ditiup angin
menginjak doa rumput-rumput yang melambaikan dingin
dalam kembara kataku, ada sajak yang pucat menghitam
mengangankan suara aliran sungai yang jernih tanpa cemar

warna putih langit mewakili purnama
menceritakan tahana bidadari yang selayaknya dipuja
seperti bekas luka dipunggungmu, Sayang
masalalu tak seharusnya kau tunjukan pada siapa
cukup ragamu saja yang boleh menerka
tak kuikhlaskan tubuhmu susut diremas usia

di pembaringan para malaikat, langit mulai padam
isyarat jahat yang memaksa ingatanku untuk segera pulang
sementara jantungku masih biru
lebam melemah dihardik tangismu sore tadi
sebagiannya tak lagi berdegub
hanya bersuara seadanya
sekedar pengganti sunyi dalam dada