17 Apr 2014

Empat Pertanyaan Menjelang Pukul Empat Pagi

Mual di perutku mulai merambat naik menuju tenggorokan. Arloji berantai hitam pemberian perempuan luar biasa yang melingkar di tangan kiriku menunjukkan pukul 03:47 Waktu Indonesia Bagian Barat. Wajar saja jika dingin embun seolah menertawakan langkahku yang sempoyongan memasuki lorong kampungku menjelang pagi itu. Sebelum akhirnya berhasil membuka pintu rumah, tiba-tiba ingatanku membentuk sebuah tongkat yang memukulkan beberapa pertanyaan di kepalaku;

• Selain penyesalan, apa lagi perihal yang menakutkan?
• Jika tak ada puisi, dengan cara apa aku bisa menyembunyikan tangis?
• Apa yang bisa kulakukan jika masa muda Griselda Blanco ingin sekali menikahiku?
• Apa jadinya jika semua orang yang kusayangi berubah menjadi gantungan kunci?