apa yang diharumkan hujan ini, Carine?
di halaman berpasir, jejakmu biru
samar keluar dari rahim persembunyian,
menjejakkan cerita yang kau hirup dari angin kayangan
almanak kembali berpeluh
tanpa kita, penanggalan hanyalah lembar maya yang lebih basah dari airmata
hingga kita menyerah ditelan dongeng-dongeng asing
lalu melangkah meninggalkan rumah puisi yang ditegarkan angin
mimpi menjadi penguasa di kepalamu
matamu menjadi benih bagi puisiku
ketika sebuah luka menegur ingatan
aku paham,
engkau adalah alasan kenapa malam menjadi lebih cemerlang
engkau lebih hidup dari puisiku
hiduplah!
lebih hidup dari jemari yang mengusap embun di kaca jendelaku
akan tiba saatnya,
kita dihidupi pelukan dengan debar yang jujur di sekelilingnya
begitulah aku mengagumi semestamu
tempat kau menyembunyikan pecahan-pecahan langit
mendung yang mengisi rongga indera
juga wangi ribuan bunga di taman raksasa